a href='#'>Header Ads Header Ads Header Ads Header Ads Header Ads Header Ads Header Ads

Peran Lentera Jiwa Kalurahan Petir Dalam Menangani ODGJ, Memanusiakan Manusia


Gunungkidul, mitranegaranews.co || Sejak tahun 2015 Pemerintah Kalurahan Petir, Rongkop, Gunungkidul, mulai menggagas berdirinya sebuah wadah dengan nama Lentera Jiwa. Yang mendorong berdirinya wadah inj adalah adanya cukup banyak warga desa ini yang mengalami gangguan jiwa. Sehingga seorang Pamong Kalurahan Petir, Pratama Windarta, S.E,  bersama tokoh - tokoh lain dan Pamong serta dibantu Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas mendirikan Lentera Jiwa. Hal ini diharapkan bisa membantu menangani dan melakukan pendampingan pada odgj agar menjadi manusia yang layak sebagaimana warga yang lain, termasuk disabilitas.


Pratama Windarta,  yang dimintai pendapatnya setelah kunjungan Bupati Gunungkidul Haji Sunaryanta tilik warga program kesehatan jiwa di Padukuhan Ploso (29/5/2024) kepada awak media mengatakan, berangkat dari keprihatinanya terhadap keluarga di Kalurahan Petir yang berjumlah 24 orang dari 13 padukuhan. Akhirnya pada tahun 2015 terbentuklah Lentera Jiwa. Karena kami butuh mitra kerja dalam menangani dan melayani para pasien gangguan kejiwaan ini, kami bekerjasama dengan Dinas Sosial Kabupaten Gunungkidul,  Yakum Betesdha Yogyakarta, Rumah Sakit Gracia, TKSK, Puskesmas Rongkop, Bhabinsa , Bhabinkamtibmas, Pemerintah Kalurahan Petir, dengan bentuk pendampingan keluarga dan pemberian obat - obatan. Selain itu juga injeksi dari rumah sakit Betesda dan pemberian obat serta pendampingan dari Puskesmas Rongkop.


Banyak suka duka yang dialami para pengurus  Lentera Jiwa dalam melakukan penanganan para odgj selama ini. Terutama disaat ada pasien yang kambuh perlu kami bawa ke Rumah Sakit, sehingga kami membutuhkan bantuan pak Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas demi keamanan bersama, kata Windarta, disaat menjelaskan dihadapan Bupati Gunungkidul. Dengan sebuah spirit atau slogan *Bangkit Bangga Berkarya* dengan sebuah visi memanusiakan manusia. 


Sementara itu, Dukuh Padukuhan Ploso, Sumardi kepada awak media menjelaskan bahwa di Padukuhan Ploso sendiri saat ini ada Z,7 pasien Odgj, dari 90 KK dan 487 jiwa. Ada dalam satu keluarga yaitu anak pak Martowiyono itu kedua anaknya mengalami gangguan jiwa. Namun demikian dari sejumlah tujuh orang yang odgj di sini, tidak ada yangembahayakan, tutur Sumardi. Apalagi saat ini setidaknya sudah mulai ada perhatian dari pemerintah untuk para pasien odgj, ini cukup membantu.


Sebagaimana yang awak media saksikan pada hari Rabu 29 Mei 2024 kemarin, Buapti menyerahkan bingkisan dan melakukan dialog dengan pasien odgj secara langsung. Ternyata dari sejumlah pasien odgj tidak ditemukan yang mengalami odgj sejak lahir. Tetapi dimulai sejak usia remaja dengan latar belakang yang berbeda - beda. 


Untuk itu ada saran dan masukan dari Bupati Gunungkidul bahwa pasien seperti ini masih bisa disembuhkan atau dinormalkan kembali tetapi dalam waktu yang cukup lama. Pengobatanya bisa melalui medis maupun pendalaman agama dan do'a oleh ahlinya, kata Bupati.

Untuk itu kami serahkan kepada Pemerintah Kalurahan Petir bersama Lentera Jiwa yang lebih memahami karakter dari odgj disini dan pada dasarnya kita semua berkewajiban untuk membantu.

( Penulis : Wajiyo )


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama